Sukses

Periksa PJ Store Sate Khas Senayan, Kejagung: Itu Tempat Obstruction Of Justice Kasus Waskita Karya

Menurut Jampidsus Kejagung perkara obstruction of justice dalam kasus korupsi PT Waskita Karya telah tahap pemberkasan dari tersangka Nizam Mustafa selaku Komisaris Utama PT Pinnacle Optima Karya.

Liputan6.com, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) telah melakukan pemeriksaan terhadap AL selaku Penanggung Jawab (PJ) Store Sate Khas Senayan di Senayan City pada Kamis, 9 Februari 2023.

Diketahui lokasi tersebut menjadi tempat pengkondisian keterangan para saksi kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam penyimpangan penggunaan fasilitas pembiayaan dari beberapa bank yang dilakukan oleh PT Waskita Karya dan PT Waskita Beton Precast.

"Itu tempat obstruction of justice itu, menghalang halangi. Jadi dikumpulin di situ dan direkayasa. Jadi dikendalikan di situ," tutur Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung Kuntadi kepada Liputan6.com, Jumat (10/2/2023).

Menurut Kuntadi, perkara obstruction of justice dalam kasus korupsi PT Waskita Karya itu telah tahap pemberkasan dari tersangka Nizam Mustafa (NM) selaku Komisaris Utama PT Pinnacle Optima Karya.

"Jadi sebelum diperiksa, dikumpulkan di situ, terus dikondisikan. Besok jawabnya begini, jangan begitu, dokumen disembunyikan. Nah di situlah," jelas dia.

Sejauh ini, lanjut Kuntadi, pihaknya tengah melakukan proses penyitaan terhadap aset tersangka Nizam Mustafa. Adapun di antaranya adalah lebih dari satu rumah di derah Gayungan, Surabaya.

"Pasal perintangan, yang kemarin kita tangkap itu. Mengkondisikannya di Sate," Kuntadi menandaskan.

 

2 dari 3 halaman

Kejagung Tetapkan 4 Orang Jadi Tersangka

 

Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan empat tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam penyimpangan penggunaan fasilitas pembiayaan dari beberapa bank yang dilakukan oleh PT Waskita Karya dan PT Waskita Beton Precast. Seluruhnya pun telah dilakukan penahanan.

Para tersangka adalah Bambang Rianto (BR) selaku Direktur Operasi II PT Waskita Karya periode 2018 sampai dengan sekarang, Taufik Hendra Kusuma (THK) selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Waskita Karya periode Juli 2020-Juli 2022, Haris Gunawan (HG) selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Waskita Karya periode Mei 2018-Juni 2020, dan Nizam Mustafa (NM) selaku Komisaris Utama PT Pinnacle Optima Karya.

Tersangka Taufik Hendra Kusuma, Haris Gunawan, dan Nizam Mustafa dilakukan penahanan di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejagung selama 20 hari, terhitung sejak 15 Desember 2022 sampai dengan 3 Januari 2023.

Adapun peran dari tersangka Haris Gunawan dan Taufik Hendra Kusuma yakni telah melawan hukum secara bersama-sama dengan tersangka Bambang Rianto BR yang telah ditahan sebelumnya, dengan menyetujui pencairan dana Supply Chain Financing (SCF) lewat dokumen pendukung palsu.

Guna menutupi perbuatannya tersebut, dana hasil pencairan SCF seolah-olah dipergunakan untuk pembayaran hutang vendor yang belakangan diketahui fiktif.

"Sementara tersangka NM telah secara melawan hukum menampung aliran dana hasil pencairan SCF dengan cover pekerjaan fiktif dan selanjutnya menarik secara tunai," Ketut menandaskan.

 

3 dari 3 halaman

Peran Tersangka Bambang Rianto

Awalnya, Kejagung menetapkan Bambang Rianto (BR) selaku Direktur Operasi II PT Waskita Karya periode 2018 sampai dengan sekarang sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam penyimpangan penggunaan fasilitas pembiayaan dari beberapa bank yang dilakukan oleh PT Waskita Karya dan PT Waskita Beton Precast.

"Tersangka BR diamankan di Rumah Tahanan Negara atau Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung," tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangannya, Selasa (6/12/2022).

Menurut Ketut, penetapan tersangka Bambang Rianto berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Nomor: Prin-53/F.2/Fd.2/08/2022 tanggal 25 Agustus 2022 dan Surat Penetapan Tersangka Nomor: TAP-66/F.2/Fd.2/12/2022 tanggal 5 Desember 2022. Dia kini ditahan selama 20 hari ke depan terhitung sejak 5 Desember 2022 hingga 24 Desember 2022.

"Peranan tersangka BR yakni secara melawan hukum menyetujui pencairan dana Supply Chain Financing (SCF) dengan dokumen pendukung palsu, dimana guna menutupi perbuatannya tersebut, dana hasil pencairan SCF seolah-olah dipergunakan untuk pembayaran hutang vendor yang belakangan diketahui fiktif sehingga mengakibatkan adanya kerugian keuangan negara," jelas dia.